Sunday, November 21, 2010

Aku penumpang paling bertuah

Kala laut sunyi hebat melambung ombak benci
Teroleng-oleng sampan kecil mengayuh cari daratan
Angin jangan hembus pergi tenang ini
Aku cuma penumpang menumpang damai lautmu
Cuba lari menjauh desir ribut cebis hati
Cuba tutup mata membutakan kejamnya dunia

Demi umurku bersumpah
Aku penumpang paling bertuah
Punya sampan kecil tapi kuat menongkah langkah
Walau compang camping bertampal gam rekahnya
Walau layar cuma sehelai sejadah buruk hadiah dari Tuhanku

Malam bawa pergi matahariku
Siang bawa pergi bulanku
Penumpang buta tanpa cahaya
Meraba-raba di lautan belantara
Turun naik tinggi gunung ombak
Terkapai-kapai cari capai tangan Hidayahnya

Titis hujan tengkujuh ini menghanyut pergi lukisan mimpi
Dingin hembus nafas sang Murabbi bagai tanda aku dikasihi
Moga doa empati penumpang ini bisa terus menerobos hati Ilahi

Walau sesak sempit penjara sampan dilautan sunyi
Walau kencang angin tidak sayang padaku
Walau dikhianati bintang penunjuk jalan ini
Aku rela walau disimbah asid caci
Kerna aku penumpang sejati cuba cari titik sujud kasih Rabbul Izzati

Demi umurku bersumpah

2 comments:

Kalamhati said...

wallaahi!..'adzhim!

almutarjimah said...

puisi ni senang tak untuk difahami?